Filosofi Corak dan Motifnya Jadi Saksi Sejarah Baju Bodo Khas Bugis Nan Terkenal

khas bugis
Baju bodo modern

Indonesia mempunyai ragam suku, etnis, dan budaya dengan ciri khasnya masing-masing. Perbedaan inilah yang menjadi sorotan ketika Anda ingin tahu lebih lanjut mengenai sejarah baju bodo adat Bugis, dimana digadang-gadang merupakan pakaian tertua di dunia.

Jika di pulau Jawa memiliki pakaian batik dan kebaya, maka Sulawesi Selatan memiliki ciri khas tersendiri yakni baju bodo yang merupakan pakaian tradisional kebanggaan suku Bugis dan sekitarnya.

Pada pembuktian lebih lanjut bahwa ciri khasnya terletak pada kain tenun dan perniknya yang eksotis, sehingga pemakainya nampak anggun dan lebih cantik. Namun, berbagai informasi telah kami kumpulkan untuk mengulas apa saja yang berkaitan dengannya.

Meskipun banyak orang berspekulasi dan menyatakan pandangannya, bahwa memang baju ini sudah dipakai sejak abad ke-9 dengan modelnya yang tidak berubah. Walaupun pada perkembangannya mengalami gubahan tertentu hanya pada modelnya saja.

Berikut ulasan menarik dan filosofinya mengenai baju bodo, dengan begitu Anda lebih mengenal soal pakaian adat serta membuat bangga ketika masih menggunakannya dalam kondisi apapun.

Melihat Filosofi Warna hingga Penyediaan Baju Bodo di Makassar

Baju bodo konon menjadi baju tertua di dunia, mengalahkan pakaian kebaya Baju berbahan kain tenun ini sudah dipakai oleh masyarakat suku Bugis sejak abad ke-9 untuk menghadiri acara-acara penting seperti upacara adat dan pernikahan.

Bahkan anak-anak juga sering menggunakannya pada festival atau acara di sekolahnya, sehingga ada sisi penanaman konsep mencintai budaya sendiri sejak dini. Hal ini sangat menarik ketika melihat masih banyak yang gengsi ketika menggunakan pakaian adatnya.

Meski demikian, dunia internasional baru mengetahui pakaian unik khas Celebes pada abad ke-18 ketika banyak bangsawan Eropa menggunakan baju berbahan dasar serat kapas. Sejarah baju bodo khas Bugis ini memang sudah membuktikan pamornya ke dunia.

Bodo sendiri dalam bahasa Bugis berarti pendek. Penggunaan kapas sebagai bahan dasar baju bodo juga membuat model baju ini sedikit terawang sehingga memperlihatkan lekuk tubuh pemakainya.

Namun, seiring berkembangnya agama Islam di daerah Sulawesi Selatan, model ini disesuaikan dengan syariat Islam. Lengannya didesain panjang disertai baju dalam berwarna senada. Sarung sutera menjadi pelengkap untuk kain penutup bagian bawah.

Ada banyak rekomendasi terkait tempat pembuatan baju bodo di Makassar sehingga bisa saja Anda memesan dengan mudah dan cepat. Namun, kaki ini kami ingin mengulas berbagai hal berkaitan dengan baju khas adat Bugis ini.

Filosofi terkaitnya juga masuk pada warna yang dipakai, umum bagi kaum perempuan menginginkan warna mencolok serta menampilkan keanggunan. Namun pada pakaian ini tidak sembarang orang bisa memakainya sebab warnanya melambangkan pemakainya.

1. Warna Merah Muda Perlambang Cantik Khas Perawan

Pada pemilihan modelnya memang diperuntukkan pada kaum perempuan di usia 10-14 tahun. Artinya masih gadis belia yang menggunakannya, maka disebut Bakka atau setengah matang dalam bahasa Bugis.

2. Jingga Menunjukkan Penguatan Kedewasaan Para Perempuan

Pada usia 14-17 tahun muncul corak baru ketika sudah menginjak hampir dewasa atau masih remaja. Tentunya ini menyesuaikan dengan kepribadian yang diharapkan, yakni menjadi wanita tangguh nan berbudi luhur.

3. Merah dan Hijau Menjadi Paduan Antara Kaum Dewasa

Sedangkan pada usia matang seperti 18-25 tahun perlu menggunakan warna merah sebagai lambang bahwa wanita sudah siap dengan segala pertanggungjawaban semasa hidupnya. Kemudian warna hijau melambangkan kesuburan dalam hal apapundl di kehidupannya.

Tidak bisa sembarang memakai ketika belum mencapai batasan umur, sehingga diperlukan penambahan edukasi terkait sejarah baju bodo khas Bugis serta bagaimana tata cara pemakaiannya. Semoga bermanfaat untuk Anda.

Leave a Comment